
Ternyata jawabannya adalah KEBAHAGIAAN dan KEDAMAIAN HATI.
Setiap kita pasti menginginkannya, beragam cara ditempuh, beragam jalan dilewati.
Yang pertama; ketika kita tidak punya arah dan tujuan yang jelas, kemana kah kiranya akhir dari perjalanan hidup ini?
Karena itu, langkah pertama untuk bisa menghapus kegalauan adalah menetapkan titik tuju dan memperjelas peta hidup, apa sebenarnya yang kita tuju di akhir nanti? Apa sebenarnya yang kita cari?
Yang kedua; saat kita tak mau menerima kenyataan.
M. Scott Peck, seorang psikiater yang telah menangani ratusan pasien gangguan jiwa mengatakan; ada begitu banyak jenis-jenis gangguan jiwa, mulai dari yang ringan (sulit tidur, emosional/mudah marah, stress) sampai yang berat (depressi, schizophrenia, dll), tapi yang menarik bahwa ternyata semua itu memiliki akar penyebab yang sama; tidak mau menerima kenyataan.
Semakin kita tidak ridho dengan suatu hal, maka kita akan semakin ‘galau’ dalam hidup.
Sebab kegalauan yang ketiga adalah; hati yang selalu merasa kurang dan tak pernah puas.
Terjebak dalam angan-angan, sibuk memikirkan apa yang belum ada hingga lupa mensyukuri apa yang sudah ada.
Untuk itu, kita perlu melatih diri terus menerus agar bisa menikmati karunia yang telah ada, merasa cukup dengan segala pemberianNya.